MZAW.icwpost.id
Kesusahan dan kegelisahan hidup sesorang, bisa diakibatkan oleh beberapa faktor. Dalam suatu ceramahnya, Gus Baha menjelaskan penyebab kesusahan dan kegelisahan dalam hidup. Ia juga memberi solusi untuk mengatasi hal ini.
Dikutip dari kanal YouTube Ngaji Aswaja Gus Baha menjelaskan bahwa penyebab hidup selalu susah dan gelisah itu karena terlalu mendengarkan perkataan orang lain.
“Akhire sampean mikir, menungso kabeh makhluke Gusti Allah. Kabeh menungso dikersakno pengeran. Wong – wong podho getiing, tak anggep ra ono. Ngunu ae. Sing penting ridha’ne pengeran,” kata Gus Baha.
(“Akhirnya kamu berpikir, manusia semua itu makhluknya Gusti Allah. Semua manusia itu dikehendaki Allah SWT. Apabila ada orang yang tidak suka, saya anggep tidak ada. Ngunu ae. Yang terpenting itu ridha dari Allah SWT,”)
Makanya, dalam surah ar-Rad ayat 28, Allah SWT berfirman,”ala bidzikrillahi tathmainnul-qulub.” artinya: “ingatlah, hanya dengan mengingat Allah (berdizikir), hati menjadi tenteram.”
Dengan berdzikir, hati dan pikiran akan selalu ingat dan menghayati sifat – sifat Allah SWT. Dengan begitu, pikiran dan hati untuk memikirkan orang lain akan teralihkan dengan melakukan dzikir. Dan akhirnya kesusahan dan kegelisahan dalam hidup akan hilang.
“Dalam ilmu tasawuf dinamakan maqom fana. Maqom yang sudah membunuh betul haddun nafsi. Yang berbau, saya siapa itu, lereni (sudahi). Sing marai bingung kan nuruti haddun nafsi, neg nuruti pengeran yo ra bingung (yang membuat bingung kan karena menuruti haddun nafsi, kalau menuruti Allah SWT ya tidak akan bingung)”
Lantas apa itu haddun nafsi? Merupakan perbuatan mensifati diri sendiri. Dalam arti konstekstual, haddun nafsi adalah mementingkan dan hanya memikirkan diri sendiri daripada orang lain.
“Dadi mboten perlu eling Allah SWT niku dengan jumlah (jadi tidak perlu ingat Allah SWT itu dengan jumlah). Tapi aqidah. Tapi tertanam betul betapa pentingnya faktor yang namanya Allah SWT. Itu yang paling prinsip,” katanya. (Red01/ril)