Breaking News
Religi  

Diwajibkan Puasa Ramadhan Sebulan Penuh Bagi Umat Islam

Workers break fast at Riyadh's Imam Turki bin Abdullah Mosque, on the first day of the Muslim fasting month of Ramadan July 20, 2012. Muslims around the world abstain from eating, drinking and conducting sexual relations from sunrise to sunset during Ramadan, the holiest month in the Islamic calendar. REUTERS/ Fahad Shadeed (SAUDI ARABIA - Tags: RELIGION)

MZAW.icwpost.id

Agama Islam mewajibkan umatnya untuk puasa di bulan suci Ramadhan tiap tahunnya. Lantas sejak kapan puasa Ramadan itu diwajibkan bagi umat Islam? Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Utara, Prof Asmuni mengatakan umat Islam mulai diwajibkan puasa sejak tahun kedua Hijriah. Di mana saat itu, Nabi Muhammad SAW sudah berada di Madina setelah hijrah dari Mekkah.

“Umat Islam itu diwajibkan puasa Ramadhan sejak tahun kedua Hijriah,” kata Prof Asmuni Jumat (17/3).

Puasa itu diwajibkan setelah turunnya firman Allah SWT yang termaktub dalam surat Al Baqarah ayat 183. Ayat tersebut lah yang akhirnya mewajibkan umat Islam puasa Ramadan hingga saat ini.

Surat Al Baqarah ayat 183: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُو
Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba ‘alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba ‘alallażīna ming qablikum la’allakum tattaqụn

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Lebih lanjut, Prof Asmuni menyebutkan berdasarkan ayat tersebut, sebenarnya sebelum agama Islam ada, sudah diwajibkan puasa pada bulan Ramadhan, misalnya Nabi Nuh As. Namun, bukan puasa sebulan penuh Ramadhan seperti saat ini.

“Di antaranya puasa yang dilakukan Nabi Nuh, peristiwa (puasa) itu pernah dia lakukan pada bulan Ramadhan, tapi bukan seperti kita penuh satu bulan Ramadhan, nggak, cuma pada waktu bulan Ramadhan,” sebutnya.

Kemudian Prof Asmuni menjelaskan, puasa yang dilakukan sebelum turunnya surat Al Baqarah ayat 183 tersebut, secara teknis dilakukan berbeda-beda. Bahkan ada yang puasa selama 24 jam, yakni mulai dari terbenam matahari hingga terbenam lagi keesokan harinya.

“Cara pelaksanaannya berbeda, tapi yang jelas subtansinya (puasa) itu mensyukuri nikmat Allah,”

Jika ditarik benang merahnya, ternyata ada kesamaan bahwa puasa itu dilakukan oleh para nabi seperti Nabi Nuh As, Nabi Musa hingga Nabi Muhammad setelah mengalami peristiwa besar. Misalnya Nabi Nuh yang selamat setelah selamat dari banjir besar yang menenggelamkan umatnya.

Nabi Musa puasa setelah selamat dari ancaman dan teror pembunuhan Firaun. Dan juga umat Islam diwajibkan puasa Ramadan setelah Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah ke Madinah, yang dimana di Mekkah Rasululloh mengalami ancaman yang begitu besar dari hingga akhir keluarlah perintah hijrah.

“Jika ditelusuri lagi, memang ada relevansi dengan 10 Muharam itu, lepasnya Nabi Musa dari ancaman cengkraman Firaun itu, itu bahaya itu kan, Nabi Muhammad juga bayangkan 13 tahun di Mekkah itu nabi menjalankan syariat Islam itu diancam terus bahkan mau dibunuh nabi itu,” jelasnya.

“Coba bayangkan turunnya perintah hijrah itu kan penyelamatan nyawa itu, jadi memang betul kalau dirunut dari sejarah, subtansinya itu beryukur kepada Allah SWT,” imbuhnya. (Red01/Ril)