Breaking News
Paluta  

Korban Penembakan Di Paluta, Peluru Bersarang Di Kepala dan Cacat Seumur Hidup

Paluta-icwpost I Pengadilan Negeri Padang Sidimpuan melakukan Sidang lanjutan kasus penembakan terhadap HS(51) warga desa Sabungan kecamatan Sungai kanan kabupaten Labuhan Batu Selatan (Labusel) dengan terdakwa RH di Zitteng Plaats pengandilan negeri Padangsidimpuan di Gunungtua.,Rabu (30/10). 

Agenda sidang dengan pemeriksaan saksi JPU menghadirkan empat orang saksi di antaranya HS sendiri yang menjadi korban, Arie Irwansyah Siregar, Ilham Hrp dan Kimom Hsb

Saat keterangan HS mengatakan 

dirinya di tembak RH saat masi berada di atas sepeda motornya dan mengenai bagian keningnya dengan jarak tembak antara dua hingga tiga meter dengan menggunakan senapang angin hingga mengakibatkan dirinya terjatuh dan tergeletak ketanah dan kejadian tersebut terjadi tepat di depan rumah terdakwa RH sekira jam 18.25 wib di desa Martujuan kecamatan Ujung Batu pada,.Jumat (5/7) lalu.

“Di mana saat itu saya melaju mau pulang ke suka jadi selepas kerja sekitar tiga puluh meter saya melihat RH dengan mengacungkan senjata namun selepas dua tiga meter RH menembakkan senjatanya dengan mengucapkan kau kan yang hebat itu ku bunuh kau anjing lalu seketika saya terjatuh dan tergeletak tampa tau apa apa lagi”,.ucapnya

Dia juga mengatakan dari hadil scening rumah sakit mitra sejati medan dokter menjelaskan  bahwa peluru tersebut bersarang di kepala, dan saraf otak, saraf mata, saraf wajah putus dan kepala sebelah kiri mengalami kebas dan tidak bisa merasakan apa apa. 

Lanjutnya dari rekomendasi dokter Adam Malik  peluru tersebut baru bisa diambil setelah enam bulan dan selama itu harus di opservasi untuk membuat kesimpulan dan namun apabila di paksakan untuk mengeluarkan peluru itu sekarang ada tiga kemungkinan yang pertama pendarahan yang kedua kelumpuhan sebelah badan dan yang ketiga kematian. 

“Seterusnya dari keterangan dokter bahwa saya  akan mengalami cacat permanen dan tidak bisa di obati lagi dan itu dugaan dokter sementara dan mungkin itu akan terjadi tidak bisa di obati lagi”,. Ucapnya menerangkan. 

Setelah mendengarkan keterangan para saksi 

sidang yang dipimpin Hakim ketua Azhary Prianda Ginting dengan JPU Sesy Septiana Sembiring, Rifka Candela Sihombing,

Puja Santi Br Tarigan memutuskan akan melanjutkan sidang pada minggu depan dengan agenda pemeriksaan saksi lainnya. BHS