Breaking News

Kementerian Kesehatan: Temuan 2 Kasus Covid-19 Subvarian Arcturus, Datanya Valid

Jakarta.icwpost.id

Kementerian Kesehatan membenarkan soal temuan dua kasus Covid-19 varian Omicron XBB.1.16 atau subvarian Arcturus di DKI Jakarta. Kedua kasus ini ditemukan pada 23 dan 27 Maret 2023 dari dua orang warga yang salah satunya baru melakukan perjalanan ke luar negeri.

Dari data yang diterima, kedua pasien kini tengah dirawat di dua rumah sakit berbeda. Untuk pasien laki-laki berinisial TSH, 56 tahun tengah dirawat di RSUD Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan pasien perempuan berinisial NFA dirawat di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara. 

“Datanya valid,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Jumat, (14/4). 

Meski begitu, Nadia menyatakan pihaknya belum akan melakukan konferensi pers untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai temuan ini kepada media. Namun, dia memastikan Covid-19 subvarian Arcturus tidak mematikan, walaupun lebih menular dibanding varian sebelumnya. “Sampai saat ini lebih cepat menular, tapi tidak menimbulkan fatalitas,” kata Nadia. 

Mengenai apakah varian Arcturus menjadi penyebab kembali meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia, Nadia menyatakan hal tersebut masih dalam monitoring lebih lanjut. Ia menyebut sampai saat ini Covid-19 varian Omicron BA.4 masih mendominasi. 

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membenarkan adanya kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Namun, Jokowi menganggap kenaikan kasus penularan Covid-19 itu masih terkendali karena belum melewati batas yang ditentukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

“Memang ada kenaikan, tetapi kita masih jauh di bawah standarnya WHO. Standar WHO kurang lebih 8 ribu dan kita berada di angka 600-900. Saya kira kita masih terkelola, terkendali dengan baik,” kata Jokowi.

Kepala Negara kembali mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi agar kasus Covid-19 dapat ditekan. Menurut Jokowi, Indonesia sudah memiliki imunitas sekitar 98,5 persen karena vaksinasi. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat melakukan vaksinasi booster atau dosis ketiga. (Red01/Ril)