Langkat.icwpost.id
Dampak banjir yang diduga akibat pengerukan yang dilakukan PT. Leong Ayam I Primadona dan PT. Bahruny yang masuk ke pemukiman dan lahan warga membuat warga Dusun V Kenanga Desa Paya Perupuk Kecamatan Tanjung Pura mengadu ke DPRD Kabupaten Langkat dan diterima Komisi D dengan mengundang pihak perusahaan, BPBD, Camat Tanjung Pura, Kepala Desa Paya Perupuk dan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Langkat dalam Rapat Dengar Pendapat, Kamis (11/5).
Gusri Hanafi dari Ansor Langkat yang menyuarakan aspirasi warga, mengatakan bahwa akibat aktifitas kedua perusahaan yang pembuangan airnya masuk ke pembuangan warga, sangat berdampak kepada masyarakat sehingga warga sulit dan tidak bisa lagi untuk bercocok tanam.
“Dua tahun ini warga tidak bisa lagi bercocok tanam, seperti menanam cabe dan lainnya,” sebut Gusri Hanafi yang juga sebagai warga Dusun V Kenanga Desa Paya Perupuk.
Gusri Hanafi berpendapat akibat tanggul yang terlalu tinggi yang dibuat perusahaan juga menjadi penyebab dusunnya banjir yang akibatnya tidak hanya didusunnya tetapi berdampak pada 2 kecamatan yakni Kecamatan Tanjung Pura dan Kecamatan Padang Tualang.
Kepala Desa Paya Perupuk Muhammad Syafri mengungkapkan, awalnya pihak pemerintah desa beranggapan debit air yang masuk ke pemukiman dan lahan warganya adalah hanya musibah, tetapi setelah ditelusuri dan mencari penyebabnya ternyata tidak murni musibah saja. Ia pun mengatakan tidak hanya satu desa saja yang berdampak akibat lingkupan yang dilakukan perusahaan, tetapi ada empat desa yakni Desa Paya Perupuk, Desa Pematang Tengah, Desa Serapuh ABC dan Desa Padang Tualang.
Abinson Pandapotan Sirait dari PT. Bahruny mengakui keadaan banjir tersebut juga berdampak pada kebun sawit milik mereka dan Herman Perangin Angin dari PT. Leong Ayam I Primadona mengungkapkan hal yang sama yakni berpengaruh pada ternak ayam sebagai usaha mereka.
Ketua Komisi D Johan Wiryawan Bangun yang memimpin jalannya rapat, setelah mencermati apa yang disampaikan para peserta rapat, berharap kedua perusahaan dapat peduli dengan keadaan warga sekitar.
“Sebagai bentuk kepedulian perusahaan kepada warga, saya mohon kepada PT. Bahruny dan PT. Leong Ayam I Primadona dapat menurunkan alat berat untuk normalisasi parit-parit yang menjadi penyebab banjir,” pinta Johan Bangun dengan nada rendah.
“Tidak lah terlalu besar biaya untuk itu bagi perusahaan besar seperti PT. Bahruny dan PT. Leong Ayam I Primadona,” ujarnya.
Sependapat dengan Johan Bagun, anggota Komisi D Arifuddin pun berkata agar perusahaan dapat memperhatikan 4 desa yang berdampak. “Dana CSR perusahaan hendaknya dipergunakan untuk warga yang terdampak,” sarannya.
Menanggapi permintaan Komisi D, kedua perusahaan akan membicarakan dengan pucuk pimpinan mereka masing-masing dan pihak PT. Bahruny dan PT. Leong Ayam I Primadona bersedia survey lokasi bersama pihak kecamatan, desa dan warga pada hari Jum’at (12/5). (ks/ril)